Thursday, December 13, 2007
Undangan Perkahwinan!!!
Assalamualaikum..
ALhamdulillah segala puji bagi Allah di atas segalanya..
Pertamanya, mohon maaf kepada semua andainya jarang dapat kemaskinikan blog ini. Di hujung2 tahun dan menjelang cuti panjang yang bermula 17 Dec ni, kedapatan kekangan masa yang tak dapat dielakkan.
Terima kasih diucapkan kepada rakan-rakan yang memberi ucapan, dan teman-teman yang mendoakan. Doakan segala yang terbaik untuk kami berdua.
Di sini, saya dengan penuh rendah diri..ingin menjemput rakan-rakan semua untuk hadirkan diri bagi memeriahkan majlis walimah saya dan pasangan saya pada 22 Dec dan 29 Dec ini. Semoga dengan kehadiran rakan-rakan dan teman-teman sekalian dapat memeriahkan lagi majlis berkenaan.
Perfect Love!
Perfect love is not receiving, its giving and forgiving..
Perfect love is not red roses on valentine day, its the rest 364 days of knowing you love someone..
Perfect love is not phone calls and stolen kisses, its the silent smiles in memory of your sweetheart..
Perfect love is not a grand wedding, but spending a lifetime together..
Perfect love is not fight kiss and make love, its loving the one who annoys the hell out of u...
I have received the sms last night...thanks to the sender!!!
Thursday, December 06, 2007
The Most Important Part of The Body
My mother used to ask me what the most important part of the body is. Through the years I would take a guess at what I thought was the correct.
When I was younger, I thought sound was very important to us as humans, so I said, "My ears, Mommy."
She said, "No. Many people are deaf. But you keep thinking about it and I will ask you again soon."
Several years passed before she asked me again. Since making my first attempt, I had contemplated the correct answer.
So this time I told her, "Mommy, sight is very important to everybody, so it must be our eyes."
She looked at me and told me, "You are learning fast, but the answer is not correct because there are many people who are blind."
Stumped again, I continued my quest for knowledge and over the years,
Mother asked me a couple more times and always her answer was, "No. But you are getting smarter every year, my child."
Then one year, my grandfather died. Everybody was hurt. Everybody was crying. Even my father cried. I remember that especially because it was only the second time I saw him cry.
My Mom looked at me when it was our turn to say our final good-bye to my Grandfather. She asked me, "Do you know the most important body part yet, my dear?" I was shocked when she asked me this now. I always thought this was a game between her and me.
She saw the confusion on my face and told me, "This question is very important. It shows that you have really lived in your life. For every body part you gave me in the past, I have told you were wrong and I have given you an example why. But today is the day you need to learn this important lesson."
She looked down at me as only a mother can. I saw her eyes well up with tears. She said, "My dear, the most important body part is your shoulder."
I asked, "Is it because it holds up my head?"
She replied, "No, it is because it can hold the head of a friend or a loved one when they cry. Everybody needs a shoulder to cry on sometime in life, my dear. I only hope that you have enough love and friends that you will always have a shoulder to cry on when you need it."
Then and there I knew the most important body part is not a selfish one. It is made for others and not for yourself. It is sympathetic to the pain of others.
People will forget what you said. People will forget what you did . But people will NEVER forget how you made them feel..
~ Unknown Author ~
When I was younger, I thought sound was very important to us as humans, so I said, "My ears, Mommy."
She said, "No. Many people are deaf. But you keep thinking about it and I will ask you again soon."
Several years passed before she asked me again. Since making my first attempt, I had contemplated the correct answer.
So this time I told her, "Mommy, sight is very important to everybody, so it must be our eyes."
She looked at me and told me, "You are learning fast, but the answer is not correct because there are many people who are blind."
Stumped again, I continued my quest for knowledge and over the years,
Mother asked me a couple more times and always her answer was, "No. But you are getting smarter every year, my child."
Then one year, my grandfather died. Everybody was hurt. Everybody was crying. Even my father cried. I remember that especially because it was only the second time I saw him cry.
My Mom looked at me when it was our turn to say our final good-bye to my Grandfather. She asked me, "Do you know the most important body part yet, my dear?" I was shocked when she asked me this now. I always thought this was a game between her and me.
She saw the confusion on my face and told me, "This question is very important. It shows that you have really lived in your life. For every body part you gave me in the past, I have told you were wrong and I have given you an example why. But today is the day you need to learn this important lesson."
She looked down at me as only a mother can. I saw her eyes well up with tears. She said, "My dear, the most important body part is your shoulder."
I asked, "Is it because it holds up my head?"
She replied, "No, it is because it can hold the head of a friend or a loved one when they cry. Everybody needs a shoulder to cry on sometime in life, my dear. I only hope that you have enough love and friends that you will always have a shoulder to cry on when you need it."
Then and there I knew the most important body part is not a selfish one. It is made for others and not for yourself. It is sympathetic to the pain of others.
People will forget what you said. People will forget what you did . But people will NEVER forget how you made them feel..
~ Unknown Author ~
Hujan tak berhenti....
Hujan yang turun...
Bagaikan mutiara...
Hehehehe seperti biasa, hanya lirik tu je yang tahu. Lagu Allahyarham Sudirman kalau saya tak silap. Hari ni, sampai pejabat seawal jam 8.15am. Dah nampak hari gelap semacam.
Menjelang jam pukul 8.30, hari dah mula hujan. Dan ramai yang membawa payung ke ofis ari ni. Sementelah pula, kawasan parking yang sudah semakin jauh. Berpenat lelah baru sampai ke pejabat...dan berpenat lelah jugalah baru sampai ke kereta semua dari pejabat. Sebab tu, saya dah kurus sekarang ni hehehehe
Saya teringat, satu situasi ...
Si A : Alaaaa......hari hujan la.
Si B : Tula...tak dapat la kita keluar.
Itu antara bualan yang biasa kita dengar. Cuma, saya terfikir...kenapa perlu marah kan hujan? dan lupakah kita bahawa siapa yang datangkan hujan? siapa yang turunkan hujan itu? Bukankah Allah yang menciptakan hujan. Bukankah Allah yang mengatur segalanya. Apakah kita lupa, jika kita marah kepada sesuatu itu, tandanya kita marah kepada penciptanya. Sedarkah kita siapa yang kita marahkan itu? Siapakah kita untuk mempersoalkan itu dan ini kepada Allah???
Lupakah kita, banyak kebaikan hujan? Lupakah kita....?? Jangan terlalu pentingkan diri sendiri, kerana tak semua yang kita harapkan akan terjadi. Siapakah kita di sisiNya??? Yang mengharapkan yg best2 je terjadi pada kita.... adakah kita lupa. Allah know the best for us!!!
Sekadar ingatan untuk diri sendiri dan juga sahabat sekalian...bahawa Allah itu Maha Mengetahui segalanya. Apa yang berlaku itu pasti ada hikmahnya. Malah, yang berlaku itu adalah yang terbaik untuk kita.
Nota : best gak hujan-hujan ni....suasana romantik je hehehehe Alhamdulillah syukur!!
Wednesday, December 05, 2007
Tahniah buat Aina dan Hanizal!
SELAMAT PENGANTIN BARU!!!
Ucapan tahniah buat Aina dan Hanizal. Didoakan semoga perkahwinan berkekalan ke akhir hayat. Dan semoga perkahwinan ini menjadi titi untuk mencari keredhaan Allah...ameen ya rabb!!
Citer sikit :
Aina merupakan seorang sahabat baik saya di UTM, sama-sama pergi kelas, dan banyak kelas yang sama. Banyak juga memori kami bersama, pendek kata susah senang bersama.
Merancang juga untuk pergi ke walimahnya pada 1 Disember lepas, tetapi saya ada hal penting di Perak yang memerlukan saya berada di sana. Maka, dengan itu saya hanya sempat mewakilkan Cik M (dengar cerita g kenduri dengan pakaian sukan, memang terbukti semangat kesukanan mu itu M!!!).
Apapun, segala yang terbaik ku doakan untukmu...semoga kita sama-sama mencapai kebahagiaan yang kita cari. Ameen ameen ya rabb!!!
Doa...
berdoalah.......
“Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat, sempurnakanlah ajalku dalam keadaan Islam, dan hubungkanlah daku dengan orang-orang soleh” Yusuf :110
“Dan aku akan menjauhkan diri daripadamu, dan daripada apa yang kamu seru selain daripada Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku.” Maryam : 48
Mungkin ada dosaku padaNya sehingga aku diuji begini.
Mungkin ada dosaku kepada teman-teman sehingga aku memencil diri...
Mungkin ada dosaku kepada kedua ibu dan bapa menjadikan aku tidak keruan hati..
Mungkin juga aku diuji olehNya untuk menambahkan keimanan diri.
Terasa benar Allah itu dekat padaKu..
Apa yang diminta, terlalu cepat diperkenankanNya..
Apa yang diharap, menjadi seperti dijangka...
Cuma,
Bila diuji terasa benar aku sentiasa dalam perhatianNya..
Terasa benar, aku disayangiNya...
Ya Allah...
Aku bersyukur dikurniakan ibu bapa seperti ibu dan bapaku kini...
Aku juga bersyukur mempunyai adik beradik yang prihatin dan mengambil berat...
Aku juga bersyukur mempunyai insan tersayang yang memahami...
Andai ini ujian buatku...kuatkanlah keimanan dan ketaqwaan ku.
Andai ini dugaanMu buatku....jadikanlah aku lebih mengerti erti syukur..
Andai ini ujian buatku...semoga aku lulus dengan ujianMu ini...
ameen ya rabb!!
Tuesday, December 04, 2007
How Can I Take Care of Myself?
Taking care of yourself starts with recognizing the unhealthy ways you may deal with stress (for example, drinking too much alcohol or eating unhealthy meals). You can then try a healthier approach.
The following recommendations are some of the ways you can reduce the effects of stress on your life:
- Exercise for at least 30 minutes at least 5 times a week. If u r too busy, just do physical activity & exercise during weekend also can lah. Its better than never.
- Do something just for yourself. Getting a new haircut or having a therapeutic massage can do wonders when you're under a lot of stress.
- Recognize the things that upset you and try to develop a positive attitude toward those you cannot avoid.
- Simplify your life. Don't try to do too much. Set goals you can achieve. Learn to say "no."
- Develop methods for relaxation; for example, talk with supportive people, take up a hobby, listen to music, watch movies, take walks.
- Try not to "self-medicate" with food, alcohol, or over-the-counter medicines. Covering up a problem can make the stress even worse. So, dont cover cover eh... ;p
- Learn to use relaxation techniques, such as mental imaging, diaphragmatic breathing, and progressive muscle relaxation.
- Get adequate, regular amounts of rest and sleep (6 to 10 hours a night). We are supposed to use 1/3 of our life for SLEEPING. Believe it or not, this is a fact.
- Eat a healthy diet.
- Drink less coffee and alcohol. 'Less' doesnt mean 'cannot'.
- Use positive thoughts and humor to overcome negative thoughts. Rent a comedy from a video store. Share it with friends and laugh your stressors away. Laughter is always the best medicine.
- Seek professional help for dealing with especially stressful events in your life.
Always remember, there is no body cares whether u r stress or not. If someone ask u 'r u ok?' or 'how r u?', that doesnt mean that they really care about u. Because they r too busy to look after u. So, u r the one who responsible for taking care of ur self. hehe.....
The following recommendations are some of the ways you can reduce the effects of stress on your life:
- Exercise for at least 30 minutes at least 5 times a week. If u r too busy, just do physical activity & exercise during weekend also can lah. Its better than never.
- Do something just for yourself. Getting a new haircut or having a therapeutic massage can do wonders when you're under a lot of stress.
- Recognize the things that upset you and try to develop a positive attitude toward those you cannot avoid.
- Simplify your life. Don't try to do too much. Set goals you can achieve. Learn to say "no."
- Develop methods for relaxation; for example, talk with supportive people, take up a hobby, listen to music, watch movies, take walks.
- Try not to "self-medicate" with food, alcohol, or over-the-counter medicines. Covering up a problem can make the stress even worse. So, dont cover cover eh... ;p
- Learn to use relaxation techniques, such as mental imaging, diaphragmatic breathing, and progressive muscle relaxation.
- Get adequate, regular amounts of rest and sleep (6 to 10 hours a night). We are supposed to use 1/3 of our life for SLEEPING. Believe it or not, this is a fact.
- Eat a healthy diet.
- Drink less coffee and alcohol. 'Less' doesnt mean 'cannot'.
- Use positive thoughts and humor to overcome negative thoughts. Rent a comedy from a video store. Share it with friends and laugh your stressors away. Laughter is always the best medicine.
- Seek professional help for dealing with especially stressful events in your life.
Always remember, there is no body cares whether u r stress or not. If someone ask u 'r u ok?' or 'how r u?', that doesnt mean that they really care about u. Because they r too busy to look after u. So, u r the one who responsible for taking care of ur self. hehe.....
Persoalan Islam vs Sains
Di sebuah institut pendidikan:
Dalam usaha untuk menunjukkan bahawa mereka itu berilmu, tetapi berakhir dengan mereka memperbodohkan diri sendiri ...
"MARI SAYA JELASKAN masalah sains tentang Tuhan." Seorang professor filosofi yang atheis berkata dalam kelasnya dan kemudian meminta salah seorang pelajarnya agar berdiri.
"Adakah kamu seorang muslim?"
"Ya,"
"Jadi kamu percaya pada Tuhan? ...."
"Sudah tentu."
"Adakah Tuhan baik?"
"Ya! Tuhan baik."
"Adakah Tuhan Maha Berkuasa? Bolehkah Tuhan melakukan segala-galanya? "
"Ya."
Professor tersebut mengerutkan kening dan merenung untuk seketika.
"Satu soalan untuk kamu. Katakan terdapat seorang yang sedang sakit di sini dan kamu boleh menyembuhkannya. Adakah kamu akan menolongnya? Adakah kamu akan mencubanya?"
"Ya, saya akan menolongnya. "
"Jadi kamu adalah baik...!"
"Saya tidak beranggapan begitu."
"Kenapa tidak beranggapan begitu? Kamu mahu menolong orang yang sakit dan berusaha untuk menyembuhkannya malah kita semua akan melakukannya jika kita mampu... Tuhan tidak."
[Tiada jawapan]
"Dia tidak akan menolongnya, betul tak? Abang saya seorang muslim yang mati akibat penyakit kanser walaupun beliau sentiasa berdoa kepada Tuhan untuk menyembuhkannya. Bagaimana boleh dikatakan Tuhan itu baik? Hmmm? Boleh kamu menjawabnya? "
[Tiada jawapan]
"Tidak, kamu tidak dapat menjawabnya, betul tak?"
Beliau menghirup seteguk air dari cawannya yang terletak di atas meja untuk memberi masa kepada pelajarnya untuk relaks. Dalam bidang filosofi, kita hendaklah memberi ketenangan kepada pelajar baru.
"Mari kita mulakan sekali lagi."
"Adakah Tuhan baik?"
"Er... Ya."
"Adakah syaitan baik?"
"Tidak."
"Dari mana syaitan datang?"
Pelajarnya kelihatan gelisah. "Dari... Tuhan..."
"Betul. Tuhan menciptakan syaitan."
Lelaki yang lebih dewasa itu menghuraikan rambutnya dengan jarinya yang halus dan kemudian berpaling ke arah pelajarnya.
"Saya rasa kita akan merasa lebih seronok pada semester ini, tuan-tuan dan puan-puan." Kemudian beliau berpaling kepada penuntut muslim. "Beritahu saya, anakku. Adakah terdapat kejahatan di dalam dunia ini?"
"Ya."
"Kejahatan berada di mana-mana, betul tak? Adakah Tuhan menciptakan segala-galanya? "
"Ya."
"Siapa mencipta kejahatan?"
[Tiada jawapan]
"Adakah terdapat penyakit di dunia ini? Tidak bermoral? Kebencian? Kejelekan? Kesemua yang buruk - adakah ia wujud di dunia ini?"
Dalam keadaan mengeliat para pelajar menjawab. "Ya."
"Siapa yang menciptanya? "
[Tiada jawapan]
Tiba-tiba professor menjerit ke arah pelajarnya. "SIAPA YANG MENCIPTANYA? TOLONG, BERITAHU KEPADA SAYA!"
Professor merapatkan dirinya menghampiri pelajar muslim tersebut sambil berbisik kepadanya" "Tuhan mencipta kesemua kejahatan, betul tak, wahai anakku?"
[Tiada jawapan]
Pelajar tersebut cuba bertenang, mengalami kekeliruan dan kekecewaan. Tiba-tiba pensyarah tersebut bergegas ke hadapan kelas seperti seekor kumbang. Keadaan kelas tersebut seperti terpukau.
"Katakan kepada saya," beliau meneruskan kata-katanya, "Bagaimanakah Tuhan boleh dikatakan baik, jika Dia mencipta kesemua kejahatan pada setiap masa?"
Professor tersebut memusingkan tangannya untuk menunjukkan kejahatan di seluruh dunia. "Semua kebencian, keganasan, kesemua kesakitan, penyiksaan, kematian dan keburukan dan penderitaan yang diciptakan oleh Tuhan yang baik ini diseluruh dunia, tidakkah begitu, wahai anak muda?"
[Tiada jawapan]
"Tidakkah kamu melihatnya di seluruh dunia? Huh?"
Berhenti.
"Tidakkah kamu melihatnya?"
Professor membongkok ke arah pelajar tersebut dan berbisik lagi, "Adakah Tuhan baik?"
[Tiada jawapan]
"Adakah kamu percaya kepada Tuhan, anakku?"
Dengan tegas pelajar tersebut menjawab: "Ya, professor. Saya percaya."
Lelaki yang berusia itu mengeleng kepalanya kesedihan. "Menurut sains kita memiliki lima pancaindera yang kita gunakan untuk mengenalpasti dan memerhati dunia di sekeliling kita. Pernahkah kamu melihat Tuhan?"
"Tidak. Saya tidak pernah melihat-Nya. "
"Kalau begitu, beritahu kepada kami jika kamu pernah mendengar Tuhan?"
"Tidak. Saya tidak pernah mendengar-Nya. "
"Pernahkah kamu menyentuh Tuhan kamu, merasa Tuhan kamu atau menghidu bau-Nya ... dalam kata lain, pernahkah mempunyai apa-apa persepsi dari segi deria tentang Tuhan kamu?"
[Tiada jawapan]
"Tolong jawab soalan saya."
"Tidak, Saya rasa saya tidak pernah."
"Awak RASA... awak tidak pernah?"
"Tidak."
"Tetapi awak masih mempercayai- Nya?"
"... ya..."
"Itu memerlukan KEIMANAN!"
Professor tersebut tersenyum sinis.
"Menurut dasar protokol empirical, testable, demonstrable, sains berkata Tuhan kamu tidak wujud. Apakah pendapat kamu, anakku? Di manakah Tuhan kamu sekarang?"
[Pelajar tersebut tidak menjawab]
"Sila duduk."
Budak muslim tersebut duduk... Terasa kalah. Tiba-tiba seorang lagi pelajar muslim mengangkat tangannya. "Professor, bolehkah saya bercakap kepada kelas ini?"
Professor menoleh kepadanya dan tersenyum. "Ah, seorang lagi pelajar muslim! Silakan, silakan. Bercakaplah dengan penuh bijaksana kepada kelas ini."
Pelajar muslim tersebut melihat sekeliling kelas. "Tuan telah mengatakan beberapa fakta yang menarik. Sekarang saya mempunyai beberapa soalan untuk tuan. Wujudkah sesuatu yang dinamakan panas?"
"Ya," jawab professor. "Panas memang wujud."
"Wujudkah sesuatu yang dinamakan sejuk?"
"Ya, anakku, sejukpun ada."
"Tidak, sejuk tidak wujud."
Professor mengerut kehairanan.
"Bilik ini tiba-tiba menjadi sejuk," sambung muslim kedua itu. "Kamu boleh mendapat seberapa tinggi kepanasan, malah kepanasan yang lebih tinggi lagi, kepanasan yang super, kepanasan yang mega, kepanasan putih, sedikit kepanasan atau tiada kepanasan langsung tetapi kita tidak memiliki sesuatu yang dinamakan sejuk. Kita boleh mencapai 458 darjah di bawah kosong, yang mana ia tidak ada kepanasan, tetapi kita tidak boleh pergi lebih rendah daripada itu. Maka tidak wujud sesuatu yang dinamakan sejuk, kalau tidak kita boleh pergi lebih sejuk dari 458 - - Tuan lihat, sejuk hanyalah satu perkataan yang kita gunakan untuk menjelaskan ketiadaan kepanasan. Kita tidak boleh mengukur sejuk. Kita boleh mengukur kepanasan menurut unit thermal kerana kepanasan adalah tenaga. Sejuk bukanlah lawan kepada panas, tetapi ketiadaannya. "
Diam. Satu pin telah terjatuh dalam kelas tersebut.
"Wujudkah sesuatu yang dinamakan kegelapan, professor?"
"Itu satu soalan yang bodoh. Apakah malam jika tiada kegelapan? Apakah maksud kamu...?"
"Jadi tuan kata kegelapan itu wujud?"
"Ya..."
"Tuan tersalah lagi, Kegelapan tidak wujud. Adakalanya, ia adalah ketiadaan sesuatu. Kita boleh mendapat cahaya rendah, cahaya normal, cahaya terang, cahaya berkilauan tetapi jika kita tidak mendapat cahaya maka kita tidak mendapat sesuatupun dan ia dinamakan kegelapan, betul tak? Itulah maksud yang kita gunakan untuk menjelaskan perkataan. Dalam realitinya, kegelapan tidak wujud. Jika ia wujud maka tuan pasti boleh membuatkan kegelapan itu lebih gelap dan memberikan kepada saya satu jug kegelapan. Bolehkah tuan memberi saya satu jug kegelapan, professor?"
Disamping dirinya, professor tersebut tersenyum ke arah pemuda di hadapannya. Ini pasti membuatkan semester ini lebih baik.
"Bolehkah kamu nyatakan apakah maksud kamu, wahai anak muda?"
"Ya professor. Apa yang saya maksudkan ialah, pandangan filosofi tuan amat meleset dan kesimpulan tuan adalah silap..."
Professor agak meradang. "Meleset...? Tergamak kamu...!"
"Tuan, boleh saya menjelaskan apa yang saya maksudkan?"
Seluruh kelas memasang telinga.
"Jelas... oh, jelaskan..." Professor berusaha bersungguh-sungguh untuk mengawal keadaan.
Tiba-tiba dia berlagak sopan. Beliau melambaikan tangannya untuk meminta seluruh kelas agar diam bagi membolehkan pelajar tersebut meneruskan penjelasannya.
"Tuan bekerja di atas premis dualiti," jelas pelajar muslim tersebut. "Untuk itu sebagai contoh terdapat kehidupan dan terdapat kematian; Tuhan yang baik dan Tuhan yang jahat. Tuan melihat konsep Tuhan sebagai sesuatu yang terbatas. Adakalanya kita boleh mengukur. Tuan, sains tidak boleh menjelaskan pemikiran. Ia menggunakan tenaga eletrik dan magnetisme tetapi tidak pernah melihatnya, apalagi untuk memahaminya. Untuk melihat kematian sebagai lawan kepada kehidupan ialah untuk menafikan bahawa kematian tidak boleh wujud sebagai sesuatu yang substantif."
"Kematian bukanlah lawan kepada kehidupan, tetapi hanya ketiadaannya. " Anak muda tersebut mengangkat akhbar yang beliau keluarkan dari meja temannya yang sedang membacanya.
"Di sini adalah akhbar tabloid yang paling teruk yang dikeluarkan oleh negara ini, professor. Adakah wujud sesuatu yang tidak bermoral?"
"Sudah tentu ada, sekarang lihat..."
"Salah lagi, tuan. Tuan lihat, tidak bermoral berlaku hasil dari kehilangan moraliti. Adakah sesuatu yang dinamakan ketidakadilan? Tidak. Ketidakadilan berlaku kerana tidak wujud keadilan. Wujudkah kejahatan? Pemuda muslim itu berhenti sementara. "Tidakkah kejahatan itu akibat dari hilangnya kebaikan?"
Muka professor tersebut bertukar kemerahan. Beliau begitu marah sehinga tidak terkata.
Pemuda muslim meneruskan kata-katanya. "Jika sekiranya terdapat kejahatan di dunia ini, professor, dan kita semua mengakuinya, maka Tuhan, jika Dia wujud, pasti menyempurnakan kerja melalui agensi kejahatan. Apakah pekerjaan tersebut, yang disempurnakan oleh Tuhan? Islam memberitahu kita untuk memilih samada kebaikan atau kejahatan."
Professor tersebut bertegas. "Sebagai seorang saintis filosofi, saya tidak melihat soal tersebut mempunyai kaitan dengan membuat pilihan; sebagai seorang yang realistik, saya langsung tidak menerima konsep ketuhanan atau mana-mana faktor theologikal sebagai sebahagian dari masalah dunia kerana Tuhan tidak dapat dilihat."
"Saya berpendapat bahawa ketiadaan kod moral Tuhan di dunia ini mungkin salah satu daripada fenomena pemerhatian yang berlaku," jawab pemuda muslim itu.
"Akhbar mendapat keuntungan berbillion dollar melaporkannya setiap hari! Beritahu saya, professor. Adakah tuan mengajar penuntut tuan bahawa mereka berasal dari monyet?"
"Kalau kamu merujuk kepada proses evolusionari semula jadi, anak muda, Ya! saya mengajarnya. "
"Pernahkah tuan melihat evolusi dengan mata tuan sendiri?"
Professor mengeluarkan bunyi dengan mengacip gigi dan merenung ke arah pelajar tersebut.
"Professor, Oleh kerana tiada siapa yang pernah melihat proses evolusi dan ianya tidak dapat dibuktikan bahawa proses tersebut pernah berlaku, maka professor bukan mengajar tetapi memberi pendapat? Kalau begitu, bermakna professor bukan seorang saintis tetapi seorang padri?"
"Saya tidak akan mengambil kira kebiadapan awak dalam cahaya perbincangan filosofi kita. Sudahkah awak selesai?" kata professor tersebut.
"Jadi kamu tidak menerima kod moral Tuhan berhubung kait dengan kebenaran?"
"Saya percaya kepada apa yang ada dalam ilmu sains."
"Ahh! SAINS!" pemuda muslim itu mengerutkan wajahnya. "Tuan, tuan telah berkata bahawa sains adalah satu kajian dalam memerhati fenomena. Sains juga adalah satu premis yang meleset..."
"SAINS MELESET...?" Tanya professor. Keadaan kelas tersebut menjadi riuh rendah. Pemuda muslim tersebut masih berdiri.
"Untuk meneruskan fakta yang yang tuan berikan kepada kami sebelum ini, izinkan saya membawa satu contoh tentang apa yang saya maksudkan."
Professor tersebut terdiam dan pemuda muslim itu melihat di sekeliling kelas.
"Pernahkah sesiapa di dalam kelas ini melihat angin, Oksigen, molekul, atom, otak professor?"
Seluruh pelajar tergelak. Pemuda muslim menunjuk ke arah professornya.
"Pernahkah sesiapa di sini yang pernah mendengar otak professor... merasa otak professor, menyentuh otak professor atau menghidunya? "
"Ternyata tiada seorangpun yang pernah melakukannya. Pemuda muslim tersebut mengoyangkan kepalanya dalam keadaan sedih. Ternyata tiada seorangpun di sini mempunyai persepsi dari segi deria tentang otak professor. Jadi, menurut undang-undang protokol empirikal, testable, demonstrable, sains, SAYA MENGISYTIHARKAN bahawa professor TIDAK BEROTAK."
hahahahahhaaaaa
SEKARANG ADALAH PELUANG SETIAP ORANG UNTUK MEMPELAJARI TENTANG ISLAM, TENTANG TUHAN, TENTANG TUJUAN kewujudan, penciptaan dan kehidupan, TENTANG PARA NABI DAN TENTANG KITAB SUCI, TERUTAMANYA AL-QURAN. KEMUDIAN MENJADI PILIHAN KAMU UNTUK MENJADI SEORANG ISLAM ATAU TIDAK. ALLAH BERFIRMAN DI DALAM AL-QURAN: TIADA PAKSAAN DI DALAM AGAMA"
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." [AL-BAQARAH: 256]
"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindung nya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." [AL-BAQARAH: 257]
Pemuda muslim tersebut duduk ... kerana itulah tujuan kerusi dicipta!!!
Dalam usaha untuk menunjukkan bahawa mereka itu berilmu, tetapi berakhir dengan mereka memperbodohkan diri sendiri ...
"MARI SAYA JELASKAN masalah sains tentang Tuhan." Seorang professor filosofi yang atheis berkata dalam kelasnya dan kemudian meminta salah seorang pelajarnya agar berdiri.
"Adakah kamu seorang muslim?"
"Ya,"
"Jadi kamu percaya pada Tuhan? ...."
"Sudah tentu."
"Adakah Tuhan baik?"
"Ya! Tuhan baik."
"Adakah Tuhan Maha Berkuasa? Bolehkah Tuhan melakukan segala-galanya? "
"Ya."
Professor tersebut mengerutkan kening dan merenung untuk seketika.
"Satu soalan untuk kamu. Katakan terdapat seorang yang sedang sakit di sini dan kamu boleh menyembuhkannya. Adakah kamu akan menolongnya? Adakah kamu akan mencubanya?"
"Ya, saya akan menolongnya. "
"Jadi kamu adalah baik...!"
"Saya tidak beranggapan begitu."
"Kenapa tidak beranggapan begitu? Kamu mahu menolong orang yang sakit dan berusaha untuk menyembuhkannya malah kita semua akan melakukannya jika kita mampu... Tuhan tidak."
[Tiada jawapan]
"Dia tidak akan menolongnya, betul tak? Abang saya seorang muslim yang mati akibat penyakit kanser walaupun beliau sentiasa berdoa kepada Tuhan untuk menyembuhkannya. Bagaimana boleh dikatakan Tuhan itu baik? Hmmm? Boleh kamu menjawabnya? "
[Tiada jawapan]
"Tidak, kamu tidak dapat menjawabnya, betul tak?"
Beliau menghirup seteguk air dari cawannya yang terletak di atas meja untuk memberi masa kepada pelajarnya untuk relaks. Dalam bidang filosofi, kita hendaklah memberi ketenangan kepada pelajar baru.
"Mari kita mulakan sekali lagi."
"Adakah Tuhan baik?"
"Er... Ya."
"Adakah syaitan baik?"
"Tidak."
"Dari mana syaitan datang?"
Pelajarnya kelihatan gelisah. "Dari... Tuhan..."
"Betul. Tuhan menciptakan syaitan."
Lelaki yang lebih dewasa itu menghuraikan rambutnya dengan jarinya yang halus dan kemudian berpaling ke arah pelajarnya.
"Saya rasa kita akan merasa lebih seronok pada semester ini, tuan-tuan dan puan-puan." Kemudian beliau berpaling kepada penuntut muslim. "Beritahu saya, anakku. Adakah terdapat kejahatan di dalam dunia ini?"
"Ya."
"Kejahatan berada di mana-mana, betul tak? Adakah Tuhan menciptakan segala-galanya? "
"Ya."
"Siapa mencipta kejahatan?"
[Tiada jawapan]
"Adakah terdapat penyakit di dunia ini? Tidak bermoral? Kebencian? Kejelekan? Kesemua yang buruk - adakah ia wujud di dunia ini?"
Dalam keadaan mengeliat para pelajar menjawab. "Ya."
"Siapa yang menciptanya? "
[Tiada jawapan]
Tiba-tiba professor menjerit ke arah pelajarnya. "SIAPA YANG MENCIPTANYA? TOLONG, BERITAHU KEPADA SAYA!"
Professor merapatkan dirinya menghampiri pelajar muslim tersebut sambil berbisik kepadanya" "Tuhan mencipta kesemua kejahatan, betul tak, wahai anakku?"
[Tiada jawapan]
Pelajar tersebut cuba bertenang, mengalami kekeliruan dan kekecewaan. Tiba-tiba pensyarah tersebut bergegas ke hadapan kelas seperti seekor kumbang. Keadaan kelas tersebut seperti terpukau.
"Katakan kepada saya," beliau meneruskan kata-katanya, "Bagaimanakah Tuhan boleh dikatakan baik, jika Dia mencipta kesemua kejahatan pada setiap masa?"
Professor tersebut memusingkan tangannya untuk menunjukkan kejahatan di seluruh dunia. "Semua kebencian, keganasan, kesemua kesakitan, penyiksaan, kematian dan keburukan dan penderitaan yang diciptakan oleh Tuhan yang baik ini diseluruh dunia, tidakkah begitu, wahai anak muda?"
[Tiada jawapan]
"Tidakkah kamu melihatnya di seluruh dunia? Huh?"
Berhenti.
"Tidakkah kamu melihatnya?"
Professor membongkok ke arah pelajar tersebut dan berbisik lagi, "Adakah Tuhan baik?"
[Tiada jawapan]
"Adakah kamu percaya kepada Tuhan, anakku?"
Dengan tegas pelajar tersebut menjawab: "Ya, professor. Saya percaya."
Lelaki yang berusia itu mengeleng kepalanya kesedihan. "Menurut sains kita memiliki lima pancaindera yang kita gunakan untuk mengenalpasti dan memerhati dunia di sekeliling kita. Pernahkah kamu melihat Tuhan?"
"Tidak. Saya tidak pernah melihat-Nya. "
"Kalau begitu, beritahu kepada kami jika kamu pernah mendengar Tuhan?"
"Tidak. Saya tidak pernah mendengar-Nya. "
"Pernahkah kamu menyentuh Tuhan kamu, merasa Tuhan kamu atau menghidu bau-Nya ... dalam kata lain, pernahkah mempunyai apa-apa persepsi dari segi deria tentang Tuhan kamu?"
[Tiada jawapan]
"Tolong jawab soalan saya."
"Tidak, Saya rasa saya tidak pernah."
"Awak RASA... awak tidak pernah?"
"Tidak."
"Tetapi awak masih mempercayai- Nya?"
"... ya..."
"Itu memerlukan KEIMANAN!"
Professor tersebut tersenyum sinis.
"Menurut dasar protokol empirical, testable, demonstrable, sains berkata Tuhan kamu tidak wujud. Apakah pendapat kamu, anakku? Di manakah Tuhan kamu sekarang?"
[Pelajar tersebut tidak menjawab]
"Sila duduk."
Budak muslim tersebut duduk... Terasa kalah. Tiba-tiba seorang lagi pelajar muslim mengangkat tangannya. "Professor, bolehkah saya bercakap kepada kelas ini?"
Professor menoleh kepadanya dan tersenyum. "Ah, seorang lagi pelajar muslim! Silakan, silakan. Bercakaplah dengan penuh bijaksana kepada kelas ini."
Pelajar muslim tersebut melihat sekeliling kelas. "Tuan telah mengatakan beberapa fakta yang menarik. Sekarang saya mempunyai beberapa soalan untuk tuan. Wujudkah sesuatu yang dinamakan panas?"
"Ya," jawab professor. "Panas memang wujud."
"Wujudkah sesuatu yang dinamakan sejuk?"
"Ya, anakku, sejukpun ada."
"Tidak, sejuk tidak wujud."
Professor mengerut kehairanan.
"Bilik ini tiba-tiba menjadi sejuk," sambung muslim kedua itu. "Kamu boleh mendapat seberapa tinggi kepanasan, malah kepanasan yang lebih tinggi lagi, kepanasan yang super, kepanasan yang mega, kepanasan putih, sedikit kepanasan atau tiada kepanasan langsung tetapi kita tidak memiliki sesuatu yang dinamakan sejuk. Kita boleh mencapai 458 darjah di bawah kosong, yang mana ia tidak ada kepanasan, tetapi kita tidak boleh pergi lebih rendah daripada itu. Maka tidak wujud sesuatu yang dinamakan sejuk, kalau tidak kita boleh pergi lebih sejuk dari 458 - - Tuan lihat, sejuk hanyalah satu perkataan yang kita gunakan untuk menjelaskan ketiadaan kepanasan. Kita tidak boleh mengukur sejuk. Kita boleh mengukur kepanasan menurut unit thermal kerana kepanasan adalah tenaga. Sejuk bukanlah lawan kepada panas, tetapi ketiadaannya. "
Diam. Satu pin telah terjatuh dalam kelas tersebut.
"Wujudkah sesuatu yang dinamakan kegelapan, professor?"
"Itu satu soalan yang bodoh. Apakah malam jika tiada kegelapan? Apakah maksud kamu...?"
"Jadi tuan kata kegelapan itu wujud?"
"Ya..."
"Tuan tersalah lagi, Kegelapan tidak wujud. Adakalanya, ia adalah ketiadaan sesuatu. Kita boleh mendapat cahaya rendah, cahaya normal, cahaya terang, cahaya berkilauan tetapi jika kita tidak mendapat cahaya maka kita tidak mendapat sesuatupun dan ia dinamakan kegelapan, betul tak? Itulah maksud yang kita gunakan untuk menjelaskan perkataan. Dalam realitinya, kegelapan tidak wujud. Jika ia wujud maka tuan pasti boleh membuatkan kegelapan itu lebih gelap dan memberikan kepada saya satu jug kegelapan. Bolehkah tuan memberi saya satu jug kegelapan, professor?"
Disamping dirinya, professor tersebut tersenyum ke arah pemuda di hadapannya. Ini pasti membuatkan semester ini lebih baik.
"Bolehkah kamu nyatakan apakah maksud kamu, wahai anak muda?"
"Ya professor. Apa yang saya maksudkan ialah, pandangan filosofi tuan amat meleset dan kesimpulan tuan adalah silap..."
Professor agak meradang. "Meleset...? Tergamak kamu...!"
"Tuan, boleh saya menjelaskan apa yang saya maksudkan?"
Seluruh kelas memasang telinga.
"Jelas... oh, jelaskan..." Professor berusaha bersungguh-sungguh untuk mengawal keadaan.
Tiba-tiba dia berlagak sopan. Beliau melambaikan tangannya untuk meminta seluruh kelas agar diam bagi membolehkan pelajar tersebut meneruskan penjelasannya.
"Tuan bekerja di atas premis dualiti," jelas pelajar muslim tersebut. "Untuk itu sebagai contoh terdapat kehidupan dan terdapat kematian; Tuhan yang baik dan Tuhan yang jahat. Tuan melihat konsep Tuhan sebagai sesuatu yang terbatas. Adakalanya kita boleh mengukur. Tuan, sains tidak boleh menjelaskan pemikiran. Ia menggunakan tenaga eletrik dan magnetisme tetapi tidak pernah melihatnya, apalagi untuk memahaminya. Untuk melihat kematian sebagai lawan kepada kehidupan ialah untuk menafikan bahawa kematian tidak boleh wujud sebagai sesuatu yang substantif."
"Kematian bukanlah lawan kepada kehidupan, tetapi hanya ketiadaannya. " Anak muda tersebut mengangkat akhbar yang beliau keluarkan dari meja temannya yang sedang membacanya.
"Di sini adalah akhbar tabloid yang paling teruk yang dikeluarkan oleh negara ini, professor. Adakah wujud sesuatu yang tidak bermoral?"
"Sudah tentu ada, sekarang lihat..."
"Salah lagi, tuan. Tuan lihat, tidak bermoral berlaku hasil dari kehilangan moraliti. Adakah sesuatu yang dinamakan ketidakadilan? Tidak. Ketidakadilan berlaku kerana tidak wujud keadilan. Wujudkah kejahatan? Pemuda muslim itu berhenti sementara. "Tidakkah kejahatan itu akibat dari hilangnya kebaikan?"
Muka professor tersebut bertukar kemerahan. Beliau begitu marah sehinga tidak terkata.
Pemuda muslim meneruskan kata-katanya. "Jika sekiranya terdapat kejahatan di dunia ini, professor, dan kita semua mengakuinya, maka Tuhan, jika Dia wujud, pasti menyempurnakan kerja melalui agensi kejahatan. Apakah pekerjaan tersebut, yang disempurnakan oleh Tuhan? Islam memberitahu kita untuk memilih samada kebaikan atau kejahatan."
Professor tersebut bertegas. "Sebagai seorang saintis filosofi, saya tidak melihat soal tersebut mempunyai kaitan dengan membuat pilihan; sebagai seorang yang realistik, saya langsung tidak menerima konsep ketuhanan atau mana-mana faktor theologikal sebagai sebahagian dari masalah dunia kerana Tuhan tidak dapat dilihat."
"Saya berpendapat bahawa ketiadaan kod moral Tuhan di dunia ini mungkin salah satu daripada fenomena pemerhatian yang berlaku," jawab pemuda muslim itu.
"Akhbar mendapat keuntungan berbillion dollar melaporkannya setiap hari! Beritahu saya, professor. Adakah tuan mengajar penuntut tuan bahawa mereka berasal dari monyet?"
"Kalau kamu merujuk kepada proses evolusionari semula jadi, anak muda, Ya! saya mengajarnya. "
"Pernahkah tuan melihat evolusi dengan mata tuan sendiri?"
Professor mengeluarkan bunyi dengan mengacip gigi dan merenung ke arah pelajar tersebut.
"Professor, Oleh kerana tiada siapa yang pernah melihat proses evolusi dan ianya tidak dapat dibuktikan bahawa proses tersebut pernah berlaku, maka professor bukan mengajar tetapi memberi pendapat? Kalau begitu, bermakna professor bukan seorang saintis tetapi seorang padri?"
"Saya tidak akan mengambil kira kebiadapan awak dalam cahaya perbincangan filosofi kita. Sudahkah awak selesai?" kata professor tersebut.
"Jadi kamu tidak menerima kod moral Tuhan berhubung kait dengan kebenaran?"
"Saya percaya kepada apa yang ada dalam ilmu sains."
"Ahh! SAINS!" pemuda muslim itu mengerutkan wajahnya. "Tuan, tuan telah berkata bahawa sains adalah satu kajian dalam memerhati fenomena. Sains juga adalah satu premis yang meleset..."
"SAINS MELESET...?" Tanya professor. Keadaan kelas tersebut menjadi riuh rendah. Pemuda muslim tersebut masih berdiri.
"Untuk meneruskan fakta yang yang tuan berikan kepada kami sebelum ini, izinkan saya membawa satu contoh tentang apa yang saya maksudkan."
Professor tersebut terdiam dan pemuda muslim itu melihat di sekeliling kelas.
"Pernahkah sesiapa di dalam kelas ini melihat angin, Oksigen, molekul, atom, otak professor?"
Seluruh pelajar tergelak. Pemuda muslim menunjuk ke arah professornya.
"Pernahkah sesiapa di sini yang pernah mendengar otak professor... merasa otak professor, menyentuh otak professor atau menghidunya? "
"Ternyata tiada seorangpun yang pernah melakukannya. Pemuda muslim tersebut mengoyangkan kepalanya dalam keadaan sedih. Ternyata tiada seorangpun di sini mempunyai persepsi dari segi deria tentang otak professor. Jadi, menurut undang-undang protokol empirikal, testable, demonstrable, sains, SAYA MENGISYTIHARKAN bahawa professor TIDAK BEROTAK."
hahahahahhaaaaa
SEKARANG ADALAH PELUANG SETIAP ORANG UNTUK MEMPELAJARI TENTANG ISLAM, TENTANG TUHAN, TENTANG TUJUAN kewujudan, penciptaan dan kehidupan, TENTANG PARA NABI DAN TENTANG KITAB SUCI, TERUTAMANYA AL-QURAN. KEMUDIAN MENJADI PILIHAN KAMU UNTUK MENJADI SEORANG ISLAM ATAU TIDAK. ALLAH BERFIRMAN DI DALAM AL-QURAN: TIADA PAKSAAN DI DALAM AGAMA"
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." [AL-BAQARAH: 256]
"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindung nya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." [AL-BAQARAH: 257]
Pemuda muslim tersebut duduk ... kerana itulah tujuan kerusi dicipta!!!
Monday, December 03, 2007
Adab Memotong Kuku!!
Subscribe to:
Posts (Atom)